IPNews. Jakarta.Hilman Suryawijaya Peduli Salurkan Bantuan Herbal Penguat Imun Dan Madu Kepada Yayasan Tri Asih Yang Positif Covid – 19.
“Hal itu dilakukan karena hatinya tergugah dan peduli, mendengar, adanya sebanyak 79 orang terpapar Covid -19 diraway di Tuna Grahita panti rawat Yayasan Tri Asih di jalan Swadaya Kamel Raya No. 2, dekat SDK Timur Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“Apalagi unggahan itupun sempat tersebar dan menjadi viral di media sosial (medsos), dan dimunculkan juga video serta surat tanggapan dari pihak yayasan.
Mendengar kabar tersebut, Hilman Suryawijaya terjun langsung untuk membantu anak – anak Tuna Grahita yang sedang terpapar Covid-19.
Kedatangan Hilman dalam rangka membantu yayasan itu lantaran permintaan dari salah seorang pasien Covid – 19 yang pernah disembuhkan olehnya.
Mengenai bantuan yang diberikan langsung kepada Nuning (18/1),selaku pihak yayasan Tri Asih, berupa obat herbal penguat ketahanan imun dengan jumlah 12 dus dan 5 dus madu.
Selain menyalurkan bantuan, Hilman juga menjenguk dan mendengar keluh kesah pasien yang terpapar Covid -19 dan diisolasi di lantai 3 gedung yayasan Tri Asih, sehingga sekaligus mengetahui lebih mendalam upaya jalan keluar untuk membantu melakukan penyembuhan.
Hilman berharap bantuan dan motivasi yang diberikan agar anak anak Tuna Grahita tetap semangat.
Ini sebuah bentuk kepedulian terhadap sesama kata Hilman Suryawijaya kepada wartawan di Jakarta. (22/1/2021)
“Ini juga sebagai bentuk keprihatinan terhadap permerintahan Joko Widodo (Jokowi), agar pendemi Covid -19 yang saat ini tengah melanda Indonesia cepat berakhir. Ungkapnya.
Bukan hanya disatu titik,terutama dikawasan Kalideres Jakarta Barat dengan rasa peduli, Ia bagikan juga secara gratis herbal penguat imun ini untuk kesembuhan pasien terpapar Covid-19
“Alhamdulillah sudah banyak pasien positif Covid -19 yang berhasil disembuhkan melalui racikan herbal ini.
“Dirinya sempat kewalahan dengan banyaknya pesanan, namun semua tetap kami layani dan saya berharap pasien Covid-19 yang sudah sembuh secara sukarela berkenan mendonasikan dana demi kelancaran misi kemanusiaan ini,” harapnya.
Dalam aksi kemanusiaannya, saat ini Hilman sedang berupaya melakukan kesembuhan terhadap anak tuna grahita yang dirawat di Yayasan Tri Asih. Selain mampu menyembuhkan pasien Covid-19, herbal ini juga mampu mengobati penderita penyakit gula dan otoimun.
Sementara menurut Dewi, salah seorang warga Jakarta Barat mengaku sembuh dari Covid-19 berkat herbal racikan Hilman, meski herbal itu manfaatnya untuk ketahanan imun, namun berkat pertolongan Tuhan, Alhamdullilah formula tersebut ternyata sangat paten dan teruji hingga berhasil menyembuhkan dirinya.ungkapnya.
“Sebelumnya saya dinyatakan positif terpapar Covid-19, namun setelah empat hari meminum herbal tersebut dan dilakukan Swab kembali, hasilnya, dinyatakan negatif”. Ujarnya.
Bukan saja Dewi, Harris Fadillah warga Kedoya, Jakarta Barat, penderita penyakit gula, dirinya mengakui berkat mengkosumsi racikan herbal dari Hilman kini penyakit gula yang dideritanya berangsur-angsur membaik.
Hilman mengaku bahwa dirinya adalah keturunan ke – 6 tabib terkenal abad ke -18 di Indonesia, tidaklah heran jika ia juga mampu meracik ramuan untuk stamina kaum pria yang dinilai cukup manjur untuk membangkitkan libido bagi laki-laki.
“Bagi ada yang memerlukan herbal penguat ketahanan imun untuk antisiapasi penyembuahan Covid-19, sekaligus para dermawan yang berkenan membantu kelancaran program kemanusiaan ini, bisa menghubungi saya (Hilman Suryawijaya) di Perumahan Taman Surya 3 Cengkareng Jakarta Barat” ujarnya.
Seperti diketahui, menurut data yang beredar dari Yayasan Tri Asih yang ditandatangani TA Widhiharsanto selaku Dewan Pengurus yayasan menyebutkan bahwa mereka yang terkena Covid – 19 sebanyak 79 Orang dengan rincian Penghuni panti rawat sebanyak 35 orang, pendamping anak panti rawat 35 orang dan karyawan lain yang membantu mendampingi anak 8 orang.
Sesuai anjuran Dokter untuk yang isolasi Yayasan membutuhkan, makanan yang sehat, vitamin C, E, dan D3 serta B-komplek. Selain kebutuhan diatas kami juga mengeluarkan biaya tambahan untuk Swab PCR (2x untuk cek dan nanti setelah masa isolasi selesai). Karena kalau menunggu Swab gratis di Puskesmas harus antri menunggu giliran. Dan sehari hanya untuk 8 orang harus menunggu 3 hari,pihaknya kesulitan untuk mengatur ruangan isolasi kalau harus memisah-misahkan 8 orang setiap harinya. (tim)