IPNews. Jakarta. Pondok Pesantren Tahfid Darul Uchwah Depok menggelar Acara Dzikir bersama dihadiri Habib Lutfi bin Yahya, KH Said Aqil Siradj, KH. Marsudi Syuhud, KH Mujib Qulyubi serta para jamaah dan tamu undangan lainnya juga dimeriahkan oleh Gambus Habib Hasan Haneman and Grup Syarifa Salma bin Yayah.
KH. Marsudi dan Habib Lutfi bin Yahya dalam keteranganya diakhir acara, Selasa (22/3/22), mengungkapkan keperihatinan terkait situasi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, misalnya soal banyaknya bohir yang berseliweran, ujaran berita kebencian, hoax di sosial media yang berakibat terjadinya intoleran dan perpecahan.
KH Marsudi Syuhud mengungkapkan, bahwa urusan grass root (masyarakat) di indonesia, kalau semua di urus oleh pemerintah semua tidak akan mampu, karena jumlah penduduknya 285 juta jiwa.
“Alhamdulilah di Indonesia banyak organisasi keagamaan, sehingga ketika ada masalah berbeda dapat diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan.” Katanya.
Dikatakan KH. Marsudi bahwa, kekayaan budaya kumpulan kumpul seperti ini bisa untuk meredakan situasi apapun yang kurang enak dalam kehidupan bermasyarakat.
“Yang kurang nyaman di masyarakat, panas di whatsapp di medsos kumpul dapat adem lagi, katanya.
Lebih lanjut dikatakan tokoh NU ini yang dinilai aktif membangun semangat persatuan antar sesama anak bangsa, ketika ada persoalan di dunia maya kita ngobrol seperti ini adem lagi, itulah budaya kumpulan kumpul yang harus terus di hidupkan. Yang punya budaya kumpulan kumpul ini ya para sesepuh, para habaib. Jadi ini tidak dipunyai oleh negara lain. Nah di negara kita alhamdulillah masih boleh.
“Maka yang terpenting budaya kumpul kumpul ini bukan untuk yang merusak, memprovokasi, intinya di situ, tetapi kumpul-kumpul yang bisa membangun kehidupan bersama membangun bangsanya dan membangun negaranya, karena bernegara itu adalah membangun. Budaya inilah yang harus kita pertahankan,” ungkap pemilik Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah yang juga aktif di Global Peace Foundation ini.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Habib Lutfi bin Yahya yang saat ini dipercaya sebagai Dewan Pertimbangan Presiden juga memiliki pendapat yang sama, bahwa pertemuan hari ini bukan saja dalam rangka menyambung tali silaturahmi tetapi untuk saling mengingatkan, membangun satu dengan yang lain dan mencintai diantara sesama.
Apabila rasa cinta itu tumbuh ketika ada persoalan di dalam satu keluarga, bukan berarti kita diam, tetapi hendaknya kita saling mengoreksi diri, karena ada tanggung jawab masing-masing, diharapkan dengan saling mencintai sesama yang lain, apabila ada sesuatu perlu di perbaiki semestinya dengan menutupi segala kekurangan.
“Indonesia ini mengajarkan budaya nilai-nilai aklhak dan adab, bila mana kecintaan tertanam dalam satu keluarga besar, apabila ada kekurangan – kekurangan yang ada jangan sampai di goreng dimanfaatkan oleh oknum untuk memojokan yang lain. Tetapi agar kita memberikan kesempatan untuk memperbaiki, “ungkap Habib Lutfi bin Yahya.
Habib Lutfi berpesan, tidak mungkin dalam satu keluarga akan membentuk sebuah perpecahan. Bahkan kita harus saling melindungi dalam satu keluarga. apabila kecintaan itu tumbuh tidak lihat di dalam ini siapa dan siapa tapi kita melihat kepentingan yang lebih besar.
“Karena ada perintah agama. Tutupilah segala kekurangan dari dalam satu keluarga. Karena ketika kita membuka aib keluarga sama saja membuka aib diri kita sendiri,” imbuhnya.(Bgs).