Wira Leonardi perwakilan Dermawan Indonesia – IRMI
IPNews. Jakarta. Sekelompok relawan anak muda yang tergabung komunitas Insan Muda Relawan Indonesia (IRMI) melakukan kegiatan sosial, berbagi paket makanan atau sembako. Sambil menyemarakan kampanye untuk mengajak masyarakat agar optimis bersama-sama melewati pandemi Covid-19, dengan saling bergotong royong, berbagi, dan saling peduli, serta tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes).
Kegiatan sosial ini dilakukan keberbagai titik wilayah DKI Jakarta, pada Minggu (5/9), dalam pelaksanaan pembagian paket makanan yang menyisir kepada pedagang kaki lima, pekerja lepas atau harian, dan masyarakat atau orang orang yang dalam kondisi kurang beruntung seperti gelandangan, pengumpul barang bekas, pengamen dan sejenisnya.
Wira Leonardi selaku perwakilan Dermawan-Indonesia & IRMI.dalam keteranganya kepada awak media di Jakarta (8/9/21), menuturkan.”Pembagian paket makanan ini juga menyasar kepada Warga Negara Asing (WNA) selaku para pencari suaka atau pengungsi yang tinggal dengan kondisi yang cukup memprihatinkan, tidur ditenda-tenda kecil dipinggir trotoar seperti yang berada di wilayah Kebon Sirih Jakarta Pusat.
“Kami berharap kegiatan ini sedikit mendorong rasa optimis masyarakat dan diiringi semangat gotong royong, saling berbagi, membantu, dan saling peduli terhadap sesama. Terutama dalam situasi bencana non alam seperti ini.
Kita harus juga melakukan kampanye sosial untuk mengingatkan siapapun, dimanapun dan dalam kondisi apapun untuk tetap optimis dan saling berbagi. Seperti apapun kita, kita bisa menjadi dermawan bagi siapapun.”harapnya.
Dalam kegiatan yang dilakukan oleh IRMI, para relawan juga melakukan wawancara kepada beberapa penerima bantuan yang bersedia diminta keterangannya.

Bantuan pembagian paket makanan atau sembako yang kami lakukan ini sebenarnya untuk mewujudkan dan membangkitkan rasa kebersamaan sesama anak bangsa.ungkap Wira.
“Dimasa Pandemi Covid-19, yang masih melanda hingga saat ini, bukan rahasia umum lagi, banyak masyarakat atau orang-orang yang kurang beruntung dan masih ada yang mengatakan bantuan pemerintah tidak pernah didapat karena mereka tidak memiliki identitas lengkap atau tidak tahu caranya.
Belum lagi ada yang kesulitan bagaimana mendapatkan akses Vaksin, dan ada yang tidak bisa mengakses layanan informasi publik, “lalu ada yang pesimis dengan pemerintah pasca korupsi bansos waktu lalu, dan ada yang menyambut baik apa yang kami lakukan. Imbuhnya. (JN)