IPNews. Jakarta. Debut mengecewakan harus dirasakan Patrick Kluivert, pelatih anyar timnas Indonesia setelah tim Garuda dikalahkan tuan rumah Australia 1-5 di Sydney, 20 Maret lalu. Selasa, 25 Maret 2025, timnas akan kembali menjalani lanjutan pertandingannya lawan Bahrain di Grup C round 3 babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Duel ini akan dimainkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Sanggupkah timnas di bawah asuhan Kluivert mengobati kekecewaan publik sepakbola nasional dengan mempersembahkan kemenangan di kandang sendiri?

Harus sanggup! Kemenangan menjadi harga mati buat timnas. Ini kalau Jay Idzes dkk masih ingin bersaing di putaran ketiga atau melangkah ke putaran keempat. Kemenangan wajib hukumnya buat timnas merah putih. Jangan kecewakan lagi pubik sepakbola kita.

Saya sendiri menilai kekalahan dari Australia pantas diterima Indonesia. Kenapa? Karena para pemain tidak punya waktu cukup untuk melakukan persiapan. Apalagi pelatihnya baru. Apa yang bisa dilakukan dengan persiapan sekitar tiga hari? Ingat, lawan yang dihadapi adalah Australia. Grade mereka jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia.

Saya membaca, selain soal waktu persiapan yang sangat mepet, para pemain timnas juga dilanda kelelahan fisik setelah menempuh perjalanan panjang dari Eropa menuju Australia. Di saat fisik belum stabil akibat jetlag, mereka dipaksa harus menjalani instruksi pelatih yang mengubah pola permainan tim dari pelatih sebelumnya (baca: STY).

Jelas ini sangat riskan. Apalagi timnas langsung bermain dengan intensitas serangan yang tinggi, sehingga banyak meninggalkan lubang di lini pertahanan. Intinya, kita kalah strategi dan taktik dari Australia.

Melawan Bahrain situasi seperti itu tidak boleh terjadi lagi. Kluivert dan para asistennya pasti sudah mengevaluasi kekalahan dari Australia. Perbaikan tentu akan dilakukan agar timnas bisa tampil lebih baik.

Harus diingat bahwa Bahrain tetaplah lawan yang tangguh. Meskipun timnas nyaris menang saat bertemu di Riffa, faktanya Bahrain bisa menahan imbang 2-2. Dari sisi permainan, timnas Indonesia masih lebih bagus dibandingkan Bahrain. Tapi, kala itu. Kini, setelah Bahrain baru saja menyandang gelar juara Piala Teluk 2025, performa mereka harus lebih diwaspadai.

Saya sendiri masih menyimpan rasa optimistis bahwa timnas Indonesia akan mampu memberikan perlawanan lebih memadai saat menjamu Bahrain. Bahkan bisa meraih kemenangan. Namun demikian tetap harus ekstra waspada. Bisa saja Bahrain lebih dulu bangkit setelah mereka kalah dari Jepang 0-2.

Dalam laga besok, rasanya tidak ada salahnya jika Kluivert berani menurunkan lebih banyak pemain asli Indonesia, seperti Rizky Ridho, Marcelino, Ricky Kambuaya, atau debutan Septian Bagaskara. Saya yakin fisik dan stamina mereka lebih baik dibandingkan pemain-pemain diaspora yang masih dilanda jetlag.

Sekali lagi, pertandingan lawan Bahrain merupakan laga hidup-mati. Tidak boleh kalah. Kekalahan, kalau saja sampai diderita Indonesia, akan makin mempersulit peluang Indonesia di putaran ketiga ini. Bukan hanya itu, kekalahan akan menjadi tamparan telak berikutnya bagi PSSI dan juga pelatih baru timnas Indonesia.

Jadi, bermain lepas. All out tanpa kenal lelah. Dukungan para suporter akan menjadi kekuatan tambahan bagi timnas.
Bravo Indonesia! (Tim)