IPNews. Jakarta. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan(Menko Polhukam) Prof. Dr. Moh. Mahfud MD., S.H menyatakan ada tiga pilar membangun Indonesia di dalam Islam, yaitu kesadaran bahwa semua manusia sama, kalimatun sawa (titik temu), dan toleran terhadap perbedaan.
“Tiga pilar membangun Indonesia. Satu, kesadaran bahwa manusia ini sama sehingga bersaudara. Lalu dibangun dari kalimatun sawa, persaudaraan ke Indonesiaan, kemudian toleran terhadap perbedaan, jangan merasa paling benar,”ujar Menko Polhukam Mahfud MD saat menjadi narasumber pada Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) dengan tema “Membumikan Fikrah dan Harakah Nahdliyyah sebagai Implementasi Moderasi Islam di Jakarta”di Ponpes Al-Fallah, Jakarta, Jumat (19/2/2021).
Menurut Menko Polhukam, jika ada Islam Nusantara maka jangan disalahkan. Karena Islam masuk ke Indonesia sudah sama dengan yang ada di budaya nusantara. Oleh sebab itu, kalau transformasi islam seperti NU, Muhammadiyah, dan lain-lain itu dikembangkan dengan baik maka Islam di Indonesia akan tumbuh subur sebagai Islam pendamai. “Indonesia juga akan terjaga sebagai negara yang merdeka dan berdaulat,” kata Menko Polhukam Mahfud MD.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Polhukam juga menyinggung mengenai peran Nahdlatul Ulama yang turut membantu bersama-sama menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan ideologi Pancasila. Dikatakan, jika ada yang mengganggu NKRI dan ideologi Pancasila, maka NU akan tampil dengan memberikan dalil-dalilnya bahwa Indonesia sebagai sudah kompatibel dengan syariat Islam.
“Oleh sebab itu, kalau pun menjaga Indonesia maka madrasah -madrasah kader Nahdlatul Ulama seperti ini harus diperbanyak lagi, volumenya harus diperbanyak. Negara pasti akan mendapat keuntungan. TNI, Polri, Pemerintah akan mendapat keuntungan kalau sering sekali ada madrasah Kader NU karena akan menambah rasa nasionalisme dan ke Islaman,” kata Menko Polhukam Mahfud MD.
“Pesan dari tempat ini, mari Nahdlatul Ulama pelajari dan hayati khittah NU apa yang disebut Islam Nusantara, Islam berdasarkan budaya. Kita ingin bersatu di dalam perbedaan. Padahal bersaudara dan bersatu dalam ikatan kebangsaan, membentuk ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah,”sambungnya.
“Hadir Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta K.H. Samsul Ma’arif, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jakarta Barat Rois Syuriah, Walikota Jakarta Barat Uus Kuswanto, Kapolres Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo, serta para peserta MKNU.
Sementara ditempat yang sama Ketua Tanfidziyah PCNU Jakarta Barat H Agus Salim SE menyampaikan terima kasih kepada para Kyai, para Ulama, Tokoh Masyarakat, Menko Polhukam, Kapolres, Wali Kota, dan semua yang hadir disini serta pihak yang telah mendukung, yang selama ini telah bekerjasama dengan baik dalam upaya mewujudkan kemaslahatan masyarakat .
“Ke depan NU menjadi lebih maju bagi kemajuan khidmat dan kemanfaatan jam’iyah untuk Bangsa dan Negara Republik Indonesia. Ungkap H. Agus Salim
” Dalam acara tersebut, Tetap memakai prosedur dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Apalagi sebelumnya para pengurus, kader dan peserta yang hadir melaksanakan pemeriksaan kesehatan Swab atau Antigen Covid – 19. (Bgs)