IPNews. Jakarta. Perjuangan dalam misi mempertahankan medali emas bakal dilakoni tim U-22 Indonesia pada ajang SEA Games 2025 Thailand, Senin (8/12/2025) malam ini. Pasukan Indra Sjafrie akan ditantang Filipina di Stadion 700th Anniversary, Chiang Mai.
Laga pembuka Grup C ini sangat penting bagi tim Garuda Muda. Kemenangan menjadi harga mati sebagai bekal Indonesia membuka jalan lolos ke fase selanjutnya. Filipina sudah seringkali ditemui. Dan, sejauh ini, Indonesia selalu sukses mengalahkan mereka. Terakhir Indonesia menundukkan Filipina 1-0 di ajang Piala AFF U-23, Juli lalu di Jakarta.
Di atas kertas Ivar Jenner dkk layak diunggulkan. Selain dari catatan pertemuan yang sudah terjadi Indonesia lebih banyak menang, Filipina tidak terlalu istimewa. Jadi, jika tim U-22 Indonesia harus menang itu bukan sebuah tuntutan yang berlebihan. Pada SEA Games 2023 di Kamboja, Indonesia bahkan menang telak 3-0 atas Filipina.
Filipina sendiri sudah menjalani debutnya. Tim yang ditangani pelatih asal Spanyol, Michael Martinez Alvarez, berhasil merebut angka penuh usai mengalahkan Myanmar 2-0. Kemenangan ini dipastikan menambah kepercayaan diri Alex Monis dkk.
Setidaknya, Filipina sudah punya tabungan penting sebagai modal lolos ke babak berikutnya. Cukup dengan hasil imbang, mereka sudah bisa memastikan diri melaju.
Melihat posisi Filipina dan menyimak permainannya yang cukup agresif, tak seharusnya para pemain Indonesia gentar. Hadirnya sejumlah pemain “abroad” yang menghuni skuad “The Young Azkals”, seperti pemain belakang Isalah Alakiu (Brighton U-18, Inggris), Santiago Rublico (AD Alcorcon, Spanyol), dan gelandang Sandro Reyes (FC Gutersloh, Jerman), memang menunjukkan adanya kemajuan signifikan dari Filipina.
Tapi, itu bukan alasan Indonesia tak bisa mengalahkan Filipina. Sebagai juara bertahan, saya meyakini bahwa siapa pun lawan Indonesia pasti bakal berusaha mengalahkan Indonesia. Itu wajar. Artinya Indonesia menjadi tim yang tetap disegani.
Apalagi, Indonesia diperkuat pula oleh pemain-pemain diaspora asal Belanda, seperti Ivar Jenner (Utrecht), Dion Markx (TOP Oss), Mauro Zilstra (Volendam), Jens Raven (Bali United), dan Rafael Struick (Dewa United). Ini jadi modal kuat Indonesia.
Waspada dan ekstra hati-hati. Itulah yang harus dipegang pasukan Indra Sjafrie. Saya masih setuju dengan kalimat “pertandingan pertama biasanya tidak mudah dilalui”. Terkadang laga pembuka memang sulit. Tapi, jika mentalitas para pemain Indonesia kuat, saya yakin pertandingan pertama ini akan mudah dilewati.
Sebagian besar skuad Indra Sjafrie punya pengalaman bermain di timnas senior dan klub-klub Super League. Ada nama-nama yang bisa dijadikan andalan. Sebut saja Muhamad Ferarri, Kadek Arel, Donny Tri Pamungkas (belakang), Reyhan Hanan, Tony Firmansyah (tengah), serta Hoky Caraka (Persita). Waktunya bagi mereka menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain tim nasional yang memang layak.
Ayo, Garuda Muda, kamu bisa!. (Red)

