IPNews. Jakarta. Antusias warga menyambut hangat Kunjungan Caleg DPRD Nomor urut 8 Dapil 10 Jakarta Barat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), di Jalan Keadilan Dalam 1, Tamansari, Jakbar, Minggu (14/1/2024).
Kedatangan Ibu tiga anak yang berwajah cantik ini tanpa sungkan membaur dengan warga yang di dominan para ibu, serta sambil serius berbincang khususnya tentang pendidikan yang hakiki.
Jully Tjindrawan tampak terlihat penuh kekeluargaan, kala warga yang diajak bicara menyampaikan aspirasi hatinya tersebut.
Dikatakannya, atas dukungan dari keluarga khususnya anak-anaknya, iapun ingin memberi edukasi kepada masyarakat bahwa pendidikan harus jadi dasar dari segala hal dalam kehidupan kita.
“Pendidikan di kita ini sangat krusial. Kita mau maju di segala hal tapi kalau pendidikan tidak dijadikan basic, akan terus seperti ini,” ujar Jully
Apalagi kata Jully, ke depan Indonesia tidak mengharuskan anak sekolah sampai usia SD. Artinya sertifikat SD tidak diperlukan selama tidak ada ujian atau ulangan.
“Contohnya di dapilnya ini masih banyak anak putus sekolah setelah berumur 8 tahun karena pengaruh digitalisasi. “Akibatnya ke depan mereka menyesal dan minder karena putus sekolah,” ungkap Presiden LIONS Club ini.
Jully juga pendiri rumah robot pertama di Asia Tenggara itu berjanji jika dirinya terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, ia akan berusaha maksimal mengemban amanah masyarakat.
Salah satu targetnya adalah berjuang keras untuk memberikan perhatian untuk pendidikan dari usia anak 1,5 tahun.
Penerima Kartini Award tahun 2014 ini akan terus berjuang dan mengupayakan agar pemerintah mengalokasi dana untuk pendidikan anak-anak di usia tersebut. “Budget pendidikan untuk anak-anak usia tersebut harus ada.
Sebagai pemilik rumah atau kursus robotik dan telah mendapat 7 penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dan 4 kementerian sudah mengetahui rumah robotik miliknya merupakan yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.
Satu hal yang diyakini, “bahwa negara yang tidak menguasai teknologi akan selalu kalah dengan negara yang mengedepankan teknologi.
“Sebentar lagi itu zaman robot is our friend. Next teman kita bukan manusia tapi robot yang berhadapan dengan digitalisasi,” pungkas Jully.
Penulis buku Robot Is My Friend ini selalu mengingatkan bahwa tujuan dirinya terjun ke dunia politik adalah untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan untuk keperluan pribadi.
“Niat politik saya untuk pengabdian, kemudian harus lurus jalannya,” tutupnya. (Her)