IPNews. Jakarta. Pondok Pesantren Al Washilah, yang berlokasi di Kembangan, Jakarta Barat, menggelar acara Tabligh Akbar Dzikir dan Doa Bersama, dalam rangka memperingati Haul ke-15 Almarhum al-Maghfurlah DR. KH. Ahmad Dasuki Adnan, S.H., M.A., pendiri pesantren, sekaligus merayakan Milad ke-37 berdirinya lembaga pendidikan Islam tersebut, Sabtu (24/5/2025).

Acara ini dihadiri oleh ratusan jamaah dari berbagai kalangan, termasuk santri, alumni, masyarakat umum, serta sejumlah tokoh ulama, pengurus pesantren dan pejabat pemerintahan. Di antara tokoh pesantren yang hadir adalah Hj. Nyai Siti Fuaedah, KH. Moh. Hasyim Adnan, Prof. Dr. KH. Ahmad Sanusi LC. MA, KH. Abdul Wahab, KH. Ahmad Zaini, Gus Lukmanul Hakim, KH. Muhammad Sahidi Rahman, Hj. Atie Rohayati, dan Siti Suaebah Aslamiyah.

Pejabat Hadir Penuhi Undangan

Kehadiran para pejabat turut menandai pentingnya momen ini, di antaranya Mayor Jenderal Polisi (Purn) Drs. HMB Hutagalung, Ketua DPRD DKI Jakarta Drs. KH. Khoiruddin MSi, Dr. Ahmad Abu Bakar MM (Ketua BAZNAS DKI Jakarta), serta Fajar Eko Satriyo, Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual (Bintal) Setda DKI Jakarta, mewakili Gubernur DKI Jakarta.

Juga hadir perwakilan dari Walikota dan Kapolres Jakarta Barat, Kolonel Kavaleri Sigit Darma Wiryawan SH (Dandim 0503 Jakbar), perwakilan Kementerian Agama Jakarta Barat, serta tokoh-tokoh ormas Islam seperti KH. Agus Salim SE (Ketua PCNU Jakbar), para Ketua DKM, Ketua Mushola, dan pimpinan majelis taklim setempat.

Sambutan Hangat dari Keluarga Besar Pesantren

Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz Ilham Mahmuddin, S.Pd., kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari KH. Muhammad Sahidi Rahman, MA, mewakili keluarga besar pesantren. Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kehadiran para tamu undangan.

“Kehadiran para pejabat ini adalah bentuk pengakuan dari negara terhadap pondok pesantren. Terima kasih atas perhatian dan bantuan yang telah diberikan untuk pembangunan asrama putra. Kami yakin asrama ini akan segera terwujud,” ucapnya.

Ketua DPRD DKI Jakarta Serahkan Bantuan Rp200 Juta

Ketua DPRD DKI Jakarta, Drs. KH. Khoiruddin MSi, dalam sambutannya menyampaikan rasa bahagia karena bisa kembali ke kampung halaman di Meruya. Ia juga menekankan pentingnya spiritualitas dan kerja keras bagi para santri.

“Ada dua syarat sukses: pertama, berdoa sampai ambang batas, yaitu sampai tubuh tidak kuat lagi; dan kedua, berusaha sampai ambang batas, yaitu hingga tubuh tidak bisa bergerak lagi. Insya Allah sukses akan datang jika dua hal ini dilakukan,” pesan Khoiruddin, yang juga dikenal sebagai seorang pendidik dan pengasuh pesantren.

Dalam kesempatan tersebut, ia secara simbolis menyerahkan bantuan dana sebesar Rp200 juta untuk pembangunan asrama putra Pondok Pesantren Al Washilah. Penyerahan dilakukan bersama Ketua BAZNAS DKI Jakarta dan Kabiro Bintal, kepada Prof. Dr. KH. Ahmad Sanusi, LC, MA, selaku pengasuh Ponpes.

“Ini bukan riya’, tapi bentuk komitmen kami di DPRD bersama Pemprov dan BAZNAS untuk melayani umat,” ujar Khoiruddin.

Komitmen Gratiskan Sekolah Swasta & Tingkatkan Kesejahteraan Guru

Dalam pidatonya, KH. Khoiruddin juga menyampaikan bahwa DPRD DKI telah menyetujui kebijakan penggratisan biaya sekolah swasta tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Saat ini program sedang diuji coba di 40 sekolah, dan akan diperluas ke seluruh Jakarta tahun depan.

Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya tengah memperjuangkan kenaikan gaji guru swasta melalui koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Gubernur DKI Jakarta.

“Saya ini guru, jadi saya tahu bagaimana beratnya menjadi pendidik. Perjuangan ini saya niatkan sebagai amal jariyah untuk kedua orang tua saya,” ungkapnya.

Ceramah Agama dan Doa Penutup

Acara dilanjutkan dengan tausiyah oleh Ustadz Rustandi yang menyampaikan pesan-pesan keislaman tentang pentingnya menjaga akhlak dan semangat menuntut ilmu. Acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa oleh Prof. Dr. KH. Ahmad Sanusi, LC. MA.

Rangkaian acara ini menjadi momentum penuh makna dalam mengenang jasa almarhum pendiri pesantren, sekaligus menguatkan silaturahmi antara pesantren, masyarakat, dan pemerintah. (JP)