IPNews, Jakarta: Pancasila merupakan Etika Kebangsaan yang tidak semestinya dipertentangkan dengan agama. Dasar negara itu di Desain agar seluruh masyarakat bisa menganut keyakinan atau agama masing masing secara damai. Oleh karena itu Pancasila tak layak dipolitisasi untuk kepentingan yang terkait dengan nilai keagamaan. Menurut pandangan Dr. Magit Les Denny Tewu, SE, MM, 76 tahun Indonesia Merdeka telah membuktikan bahwa Pancasila sebagai pemersatu bangsa tidak perlu diragukan dan dipersoalkan apalagi dengan agama-agama yang memiliki basis utama di Indonesia, karena perdebatan antara Pancasila dan agama-agama yang berakar di Indonesia itu sudah selesai dan sudah tuntas, semua agama yang berakar di Indonesia sudah sepakat Pancasila sebagai Idiologi fondasi bangsa yang tidak bertentangan dengan agama-agama yang ada di Indonesia, ujar Wakil Rektor 2 Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, Minggu (20/6).
Pertentangan antara pancasila dan agama kembali menjadi pembicaraan publik seiring dengan pengakuan sejumlah pegawai KPK yang tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK). Tes itu dinilai sejumlah pihak kontroversi salah satunya karena diduga ada materi pertanyaan terkait dengan pilihan antara pancasila dan agama. Menurutnya, seharusnya Pancasila dan Agama tidak bisa dipilih salah satu, itu ibarat sibuah malakama kalau tidak makan Ibu mati tapi kalau makan bapaknya mati.
“Artinya kalau kita pilih Pancasila berarti kita tidak beragama karena Pancasila bukan agama, sementara kalau kita pilih agama maka seakan kita tidak Pancasilais yang sejalan dengan nilai-nilai agama, dan memang faktanya bahwa pertanyaan itu tidak dibutuhkan jawabannya, penanya hanya ingin melihat respons dari yang ditanyakan secara psichologis,” tegasnya..
Banyaknya yang masih pro kontra atas pancasila dan agama. Menurut Dia, itu karena mereka tidak paham dan mungkin masih kurang sosialisasi, atau pun kalau mereka masih bingung bisa saja agama atau keyakinan mereka bukan agama yang berakar dari Indonesia dan telah tumbuh di Indonesia sejak Indonesia Merdeka.
“Ada begitu banyak agama maupun paham yang berkembang di luar Indonesia yang belum tentu cocok dengan nilai kebangsaan di Indonesia,” urainya.
Untuk itu Dr. Magit Les Denny Tewu, SE, MM berpandangan, biarlah Pancasila tetap dengan kesaktiannya menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dari berbagai pengaruh luar yang belum tentu cocok dengan nilai-nilai pluralisme yang telah ada berakar bertumbuh bahkan telah menghasilkan buah di Indonesia.
“Harapan kedepan kita bisa tetap jadikan Pancasila sebagai benteng pertahanan bangsa yang akan menghadapi pengaruh-pengaruh buruk apapun itu termasuk agama dan doktrin-doktrin yang menyesatkan dari luar saat ini maupun diwaktu-waktu yang akan datang,” pungkasnya. (lian)